Senin, 24 Mei 2010

pemanfaatan lingkungan

Bab I
Pembahasan




Pemanfaatan Kerikil dalam pembelajaran Matematika
Tujuan :
Menghitung penjumlah, pengurangan, perkalian dan pembagian menggunakan kerikil
Alat dan Bahan
 Sejumlah Batu kecil atau kerikil

Cara Penggunaan :
 Misal pada penjumlahan :
2 + 6 + 5 = 13
Tumpuk 2 kerikil, 6 kerikil, dan 5 kerikil kemudian jumlahkan kerikil kerikil tersebut.
 Misal pada pengurangan :
15 – 3 – 6 = 6
Tumpuk kerikil sebanyak 15 buah, kemudian kurangi sebanyak 3 dan kurangi lagi 6 buah kerikil, setelah itu hitung sisa kerikil yang ada.
 Misal dalam perkalian :
3 + 3 + 3 + 3 + 3 = 15 atau 5 + 5 + 5 = 15
Kerikil dikumpul menjadi 3 bagian, setiap bagian terdiri dari 5 buah kerikil dan setelah itu jumlahkan 3 kelompok kerikil tersebut. Atau kerikil dikumpulkan menjadi 5 bagian, setiap bagian terdiri dari 3 buah kerikil dan setelah itu jumlahkan 5 kelompok kerikil tersebut.





Penutup

Permanfaatan kerikil ini dalam penghitungan dapat membantu para siswa dalam mengerjakan latihan yang diberikan dan dapat memberi pemahaman tersendiri bagi siswa

kalender bekas sebagai media pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Kesulitan pada matematika disebabkan karena pembelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih belum aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat lemah. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika pada saat ini pada umumnya siswa menerima begitu saja apa yang disampaikan guru. Padahal pada umumnya siswa telah mengenal ide-ide matematika sejak dini. Siswa memiliki pengalaman belajar, sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa.
Salah satu kompetensi dasar pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas 1 SD adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Dalam mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa SD kelas 1, terdapat 4 langkah dalam proses pembelajarannya, yaitu: langkah pengalaman sosial, langkah manipulasi konkrit, semi konkrit, dan abstrak. Pada umumnya, guru cenderung memperkenalkan konsep-konsep tarsebut dengan langkah manipulasi konkrit saja yaitu menggunakan bahan-bahan sebagai media berhitung seperti menggunakan sekumpulan lidi, kelereng, batu-batu kecil, dan sebagainya.
Dalam mengenalkan obyek yang lebih abstrak diperlukan suatu media pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaatkan kalender bekas. Kalender bekas sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah praktis, mudah diaplikasikan, mudah didapat, dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat karena untuk mendapatkan kalender bekas tidak memerlukan biaya. Selain itu, dengan menggunakan media kalender bekas, siswa kelas 1 SD akan lebih mengenal angka-angka dan urutan-urutan bilangan.

BAB II
PEMBAHASAN
PEMANFAATAN KALENDER BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

A. Kalender Bekas
Kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu (seperti hari sebagai contohnya). Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan. Kalender juga dapat mengacu kepada alat yang mengilustrasikan sistem tersebut (sebagai contoh, sebuah kalender dinding).
Kalender bekas sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah praktis karena mudah disimpan, mudah diaplikasikan karena menampilkan dan mengenalkan lambang bilangan secara langsung, mudah didapat karena setiap rumah dan sekolah mempunyai kalender, dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat karena untuk mendapatkan kalender bekas tidak memerlukan biaya. Selain itu, dengan menggunakan media kalender bekas, siswa kelas 1 SD akan lebih mengenal angka-angka dan urutan-urutan bilangan.

B. Manfaat Kalender Bekas
Pemanfaatan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas 1 SD, akan mempermudah siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dapat memenuhi standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.
Bentuk pemanfaatan kalender bekas yaitu dengan memotong kalender pada bagian tanggal dalam satu bulan. Sedangkan, bentuk pengoperasian kalender bekas sebagai media pembelajaran menggunakan prinsip garis bilangan, yaitu berpindah ke bilangan yang lebih besar ketika menyelesaikan operasi penjumlahan dan berpindah ke bilangan yang lebih kecil ketika menyelesaikan operasi pengurangan.

C. Contoh
1. Contoh penerapannya: misalkan siswa diperintahkan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan 9 + 4. Langkah - langkah yang dapat dilakukan antara lain guru dapat memerintahkan siswa:
• menunjuk angka 9 di kalender bekas.
• menunjuk empat angka setelah angka 9 dengan berurutan menuju angka yang lebih besar. Dalam contoh ini, menunjuk angka 10, 11, 12, dan berakhir pada angka 13.
• angka yang ditunjuk terakhir merupakan hasil dari operasi penjumlahan tersebut.
Jadi hasil dari operasi penjumlahan 9 + 4 adalah 13.
2. Pada hari senin menunjukkan tanggal 12, hari apa tepat 5 hari yang akan datang ?
Jawab:
Pada kalender menunjukkan tanggal 12, dihitung maju sebanyak 5 kali yaitu menunjukkan angka 13, 14, 15, dan berakhir pada angka 17.
Jadi penjumlahan 12 + 5 = 17 dan 17 pada hari sabtu.
3. pada hari jum’at adalah tanggal 15, tanggal berapa dan hari apa tepat 4 hari yang lalu ?
Jawab:
Pada kalender menunjukkan angka 15, dihitung mundur sebanyak 4 kali yaitu menunjukkan angka 14, 13, 12, dan berakhir pada angka 11.
Jadi, pengurangan 15 – 4 = 11, dan pada hari senin.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelebihan yang dimiliki kalender bekas sebagai salah satu media pembelajaran adalah mudah didapatkan, menghemat biaya karena memanfaatkan benda yang telah ada di sekitar kita, praktis dan mudah diterapkan. Pemanfaatan kalender bekas juga dapat membuat siswa lebih mengenal angka - angka, urutan-urutan angka dan kwantitas.
Jadi, dengan memanfaatkan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas 1 SD, siswa akan lebih memahami konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dengan mudah dapat memenuhi standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.

B. Saran
Jadi seorang guru kita harus pandai dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, penyampian materi tersebut harus disertai dengan media pembelajaran. Dengan keterbatasan materi dari sekolah-sekolah, guru harus pandai memanfaatan barang bekas untuk media pebeljaran.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan, baik dalam materi maupun dalam penulisannya.